September 10, 2012
0
Kerajaaan Tarumanagara. 0280 – 0591 Caka = 311 tahun candra, 0393 – 0695 Masehi = 302 tahun surya
Kala  0200 Caka (0316 Masehi)
maharesi dinasti Pallawa dan maharesi dinasti Salankayana ber­sama kelompok­nya sebagai bawanannya mengungsi, berla­yar di samudra menuju pulau‑pulau di Bhumi Dwipantara. diantaranya ada yang tinggal di pulau Simhala, Marutma, Dharmma nagari, Negeri Syangka,


Kamboja, negeri Yawana, negeri Gauda, wilayah Pulau Bali ada yang tinggal di Pulau Simhala sebelah selatan, kemudian di Pulau Sumatra.Ada juga yang tinggal di negeri Cungko. Bakulapura. Ada juga yang tinggal di Narikeladwipa, negeri Karpura, Sangyang Hujung, dan Pulau Jawa, serta negeri asing, karena balatentara penguasa dari negeri Bharata senantiasa ber­usaha menangkap mereka.

Adapun Maharesi Jayasinghawarman dengan kelom­poknya dan seluruh pengiring serta hambanya selama sepuluh (10) tahun tidak tinggal di satu tempat. (Mereka tinggal) di antaranya yaitu di Pulau Sumatra dua tahun lamanya, kemudian pindah la­gi (dan) tinggal di Bakulapura tiga tahun lamanya, dan di wilayah Pulau Bali dua tahun lama­nya.

Kemudian tahun 267 Caka (345 M). Sang Maharesi Jayasinghawarman dengan seluruh pengiring­nya tinggal di Jawa Barat, tetapi tetap tinggal di Pulau Sumatra, Sang Maha­resi juga menetap di Pulau Simpala sebelah selatan. Begitu juga keturunan serta keluar­ga Raja Hastiwarman yaitu Raja Dinasti Salankayana dari daerah Bharata, me­netap di Bumi Jawa Barat. Di sini mereka dengan orang dari Dinasti Palawa mendirikan de­sa tidak jauh dari Sungai Taruma. Wilayah tersebut ya­itu termasuk wilayah kerajaan Salakanagara. Sang Maharesi Jayasingha­warman mendirikan asrama, Sang Maharesi merupakan guru besar agama atau guru agama.

Banyaklah muridnya, bahkan putra mahkota Bakulapurapun, Sang As­wawarman namanya, sebagai murid Sang Maharesi Jayasingha­warman, begitu juga murid‑murid dari negara‑negara seberang, serta dari berbagai wilayah Pulau Jawa. Lama‑kelamaan asrama Jayasinghawarman menjadi desa besar dari desa‑desa di Bumi Jawa Barat.

Pada mulanya Dinasti Mawi­ya, dengan rajanya Sri Maharaja Bhrihadrata namanya, yang memerintah di Maghada, di Bumi Bharata, terdesak perangnya melawan mahasenapati (perwira tinggi) Dinas­ti Mauriya juga, yaitu Pushwamitra nama­nya, yang kemudian men­dirikan Dinasti Sung­ga, dan menetap di Pura­bha Pataliputra.

Masyarakat Dinasti Mauriya dan pejabat‑pejabat negara, banyak yang mengungsi di berbagai wilayah dan berbagai negara, termasuk di Jawadwipa. Kemudian Mahara­ja Pushwamitra diganti­kan oleh putra­nya; yaitu Mahara­ja Agnimitra namanya, dan bertempat tinggal di ibu ko­ta Wisida.

Kala  0244 Caka (0358 Masehi).
  • Lahir  Jayasinghawarman 
  • Tokoh  Maharesi dari wangsa Salankayana di Bharata, yang kelak menjadi pendiri dan raja Tarumanagara (280 – 304 Caka). 
  • Penjelasan 
Maharesi dari wangsa Salankayana di Bharata, yang kelak menjadi pendiri dan raja Tarumanagara (280 – 304 Caka).Wafat tahun 304 dalam usia 60 tahun, jadi dilahirkan pada tahun (304 – 60) = 244 C.Kelak beristri pada Dewi Minawati (lahir th.271 C) ialah Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi, putri raja Dewawarman VIII, raja Salakanagara ke 9.

Kala  0280 – 0304 Caka (0393 – 0416 M) : 24 tahun.
  • Penobatan di  Tarumanagara ke 1. 
  • Nama  Jayasinghawarman, lahir 0244 Caka (0358 M), usia 36 – 60 th Caka 
  • Gelar  Maharesi Rajadhirajaguru Jayasinghawarman Gurudharmapurusa. 
  • Istri Dewi Iswari, Sri Iswari Tunggalprethiwi Warmandewi, putri Dewawarman yang ke 8 
  • Anak 1 Dharmaya, kelak jadi Resi Dharmaya Warman Guru, lahir 264 C; usia 16-40 tahun. 
  • Permesuri  Dewi Minawati putri Dewawarman VIII (lahir 271 C), usia 9 – 33 tahun 
  • Gelar  Sri Iswari Tunggalprethiwi Warmandewi. 
  • Anak  2 Nagawarman, Nagayawarman3 Dewi Am­rawati, bersuami raja Medangpurwa ialah Prabhu Yudhadana. 
  • Ibukota  Jayasinghapura, kemudian membuat yang baru ialah Sundapura (Kota Sunda). 
  • Catatan 
Tarumanagara tumbuh menjadi negara yang besar dan kuat sehingga Salakanagara pun menjadi bawahannya.ibukota Jayasinghapura, kemudian membuat yang baru lagi SundapuraSejaman dengan Tarumanagara ini kerajaan Sang Aswawarman di Bakulapura (Kalimantan) pun menjadi besar dan kuat, kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bernama Mulawarman di Kutai.
Data

Ia wafat tahun 0304 Caka, dalam usia 60 tahun, berarti lahirnya tahun 0244 CakaBeranak pertama waktu berusia 20 tahun, jadi kira-kira beristri pada usia 19 tahun, artinya nikah tahun 263 C.


Wafat  Ia wafat pada usia 60 tahun dan dipusarakan di tepi kali Gomati, Lumah ing Gomati

Kala  0294 Caka (0407 Masehi)hari : Ahad Manis/Wagetanggal : 8 k, Palguna 294 Caka (23 Juni 0407 Masehi).
  • Lahir 
  • Purnawarman 
  • Ayahnya  Darmawarman, prabu Tarumanagara ke 2 (30th) 
  • Tokoh  kelak menjadi Prabu Tarumanagara 

Kala  0300 Caka (0413 Masehi).

Catatan

Seorang pendeta Buda bernama Fa-hien (Cina) pulang dari India ke negrinya. Kapal berangkat dari Sri Langka. Tiga hari kemudian datang badai selama 13 hari. Setelah 90 hari terkatung-katung, kapal tersebut tiba di Ya-va-di (Jawadwipa, pada saat itu jaman kerajaan Tarumanagara). Dalam catatannya diterangkan, bahwa di tempat ini banyak kaum brahmana, tapi tak ada pendeta Buda.

Kala  0301 Caka (0414 Masehi).hari : Kamis Kaliwon/Pontanggal : 2 s, Cetramasa 0301 Caka (16 April 0414 Masehi).

Catatan

Dalam catatan Fa-hien, pada tanggal 16 April 0414 Masehi, setelah 5 bulan tinggal di Ya-va-di, baru ia melanjutkan perjalanannya ke Cina dengan kapal dagang India. Arahnya ke timurlaut. Karena terserang badai, kapal kehilangan arah. Dua bulan lebih di laut, belum juga mencapai kota Kanton, padahal biasanya hanya dalam 50 hari. Lalu kapal dibelokkan ke baratlaut. Baru setelah berlayar 12 hari, pada tanggal 14 Juni 0414 Masehi, hari Ahad Wage / Pahing), tibalah di pantai Lushan, ibukota Propinsi Chang-kwang, sebelah utara kota Kanton.

Pertanyaan

tiba di Lushan tgl. 14-06-0414 Mdikurangi 12 hari - 12 jadi = 02-06-0414 M2 bulan di laut, - 02
jadi 02-04-0414 M
tiba di Ya-va-di tgl. 16-04-0414 M
selisih waktu 14 hari hilang
Jadi data ini ada kesalahan tanggal, yang berakibat kehilangan waktu 14 hari

Kala 0304 – 0317 Caka (0416 – 0429 Masehi) : 13 tahun.

  • Penobatan di  Tarumanagara ke 2 
  • Nama asal Prabu Dharmawarman (40 – 53 th Caka). 
  • Gelar Rajarsi Dharma­ya Warman Guru 
  • Permesuri 
  • Anak  1 Purnawarman (10 – 23 th Caka).2 Harinawarmandewi, bersuami pedagang kaya dari daerah Bharata3 Candrawarman.4 men­jadi duta kerajaan Taruma di Kerajaan Cina
  • 5 Sang Aswawarman beristerikan puteri penghulu Bakulapura, Sang Kundungga 
  • Istri 
  • Anak 1 Sang Gajahwarman, duta Kerajaan Tarumanagara di Pulau Sumatra2 Sang Padmawar­man, duta Tarumanagara di negeri Syangka3 Sang Barunawarman, panglima angkatan laut kemudian menjadi menteri kelautan4 Sang Sukretawarman, sebagai hakim 
  • Peristiwa 
Ia menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Purnawarman, karena ia menjadi penyebar agama, dengan gelar Rajaresi Darmayawarman.Waktu itu kehidupan masyarakat pribumi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok brahmana, ksatriya, waisya, dan sudra.

Catatan

Selama Maharsi Rajadhirajaguru berkuasa di Tarumanagara, beliau pun telah membu­at jasa dengan membe­ri teladan, memperkuat, dan memperdalam Sungai Candrabhoga. Muara sungai itu di­buat pelabuhan perahu. Di sepanjang tepi sungai dibuat beberapa tempat arca, bangunan suci dan biara, bahkan candi. Pekerjaan itu dimulainya pada tanggal empat belas paro terang bulan Bhadra, sampai dengan tanggal lima paro ge­lap bulan Asyuji, tahun dua ratus sembilan pu­luh lima Caka (0295 Caka = 0408 Masehi).

Wafat

Sang Prabu wafat tahun 0319 Caka (0431 Masehi), di Candrabhaga dalam usia 55 tahun Caka. disebut Sang Lumah ri Candrabhaga, candinya di tepi sungai Candrabhaga

Data

Ia wafat dalam usia 55 tahun di tahun 319 C; jadi dilahirkan tahun (319 – 55) = 264 C.Dinobatkan tahun 304, ialah pada usia 40 tahun.Ayahnya raja Tarumanagara dari tahun 280-304 C, yang wafat dalam usia 60 tahun, jadi ia lahir dalam tahun 304-60 = 244 C. Maka ia berputra sulung pada usia 264-244 = 20 tahun. Mungkin ia beristri tahun 263 C. Tapi Permesurinya, ialah Dewi Minati, baru lahir tahun 271. Dengan demikian maka Dharmawarman bukan putra Dewi Minati.

Kala
  • Wilayah Medangpurwa 1, di Bumi Jawa Tengah 
  • Nama Maharaja Malladewa 
  • Anak Yudhadana, beristri Dewi Amrawati, putri raja Ta­rumanagara 1 
Kala
  • Wilayah Medangpurwa 2, Me­danggiri, di Bumi Jawa Tengah 
  • Nama Yudhadana 
  • Istri Dewi Amrawati, putri raja Ta­rumanagara 1 
  • Anak 1 Maharaja Bhairawa2 Prabhu Srim­hakara3 Dewi Candika, bersuami Wirawarman, adik Sri Mahara­ja Mulawarman, raja Ku­tai 

Adapun, putriMaharaja Yudhada­na, yaitu Dewi Candika, dijadikan istri oleh Wirawarman, adik kedua dari Sri Mahara­ja Mulawarman, raja Ku­tai Purwa di Bhumi Ba­kulapura (Kalimantan Timur). Kemudian, Dewi Can­dika dengan Wira­warman beranak beberapa orang, dua di an­taranya, Amudrawarman dan Dewi Jwalita. Kemudian, Dewi Jwali­ta dijadikan istri oleh Sri Maharaja Purnawar­aman. Dengan demikian, penguasa di Kerajaan Taruma dengan Kerajaan Kutai Purwa ada­lah berkerabat juga.

Kala
  • Wilayah 
  • Nama Simha­kara 
  • Istri putri raja Jawa Timur Dewi Prabhawati 
  • Anak 
  • tidak punya anak 

Kala  0317 – 0356 Caka (0429 – 0467 M) : 39 tahun.hari : Senin Manis/Wagetanggal : 13 s, Cetramasa 0317 Caka (04 Nopember 0429 Masehi)(dua tahun sebelum ayahnya meninggal).

  • Penobatan di  Tarumanagara ke 3 
  • Nama asal  Purnawarman, lahir 294 Caka, usia 23 – 62 th Caka 
  • Gelar Sri Maharaja Purnawarman Iswaradigwijaya Bhimaparakrama Surya Maha Purusa Jagatpati Purandara Sakti Pura Wiryaajaya Lingga Triwikrama Bhuwanatala.Sri Purnawarman Bhimanarakrama Narendradhipa 
  • Permesuri 
  • Sri Prameswari Indukirana namanya, putri Raja Agrabinta, keturunan Raja Salakanagaraputri dari raja bawahannya. 
  • Anak 1. Wisnuwarman2. De­wi Tarumawati, bersuami Raja pulau Sumatra 
  • Istri 2 Dewi Jwalita, putri dari Bakulapura 
  • Anak Sang Karabhawarman, beristri putri pembesar kerajaan Pulau Sumatra 
  • Istri  putri raja pulau Sumatra, putri raja Jawa Tengah dan Jawa Timur, putri raja Pulau Bali. 
  • turunan  dinasti Warman ada di Dwipantara dan negeri Bharata, Kamboja, negeri Campa, Pulau Simhala dan lainnya lagi 
Penjelasan

Purnawarman lahir Ahad Manis/Wage, 8k-05-294 C, (23-06-407 M). Semasa berkuasa Ia dijuluki “wyaghra ning Tarumanagaraa” atau Harimau Tarumanagara.

Wafat  Senin Kaliwon/Pon, 15s, Posyamasa 356 Caka, (12/06/0467 M), dalam usia 62 tahun.

Catatan

Ada beberapa karya Purnawarman yang tercatat :

Lambang

Lambang atau dhwaja (panji) berbentuk padma (bunga teratai) di atas kepala gajah Erawata, rajatanda daun bunga dari emas berbentuk lebah. Kemudian disebut sebagai dhwaja tanda, yang digunakan sebagai lambang kebesaran para pembesar kerajaan.

Baju perang

Semua musuhnya dapat dikalahkan, karena Purnawarman orangnya pemberani, dan menguasai berbagai ilmu serta siasat perang, yang menjadikan dirinya menjadi raja yang perkasa dan dahsyat (bhimaparakramoraja). Waktu berperang selalu memakai baju besi dari kepala sampai ke kaki.

Bangunan suci

Mendirikan beberapa bangunan suci pada tanggal 9 paro bulan terang bulan Posya, sampai dengan tanggal 2 paro bulan gelap bulan Magha tahun 319 Caka, [09s - 03 sampai dengan 02k - 04 - 0319 Caka = 13 Juli - 20 Agustus 0431 Masehi) = 38 hari

Pelabuhan

Membuat pelabuhan perahu dan sebagainya itu selesai dikerjakan pada tanggal 7 paro bulan terang bulan Margasira sampai dengan tanggal 14 paro bulan terang bulan Posya tahun 320 Caka [07s - 02 - 0320 sampai 14s - 03 - 0320 Caka = 36 hari.Pelabuhan ini segera ramai oleh kapal- kapal perang kerajaan Taruma.

Memelihara 

Memperkokoh serta bekerja turut memperindah te­pian lembah Gangga yang terletak di wilayah Kerajaan Indrapra­hasta, yaitu pada (tanggal) 12 paro‑gelap, bulan Margasira, sampai dengan (tanggal) 15 paro‑terang bulan Posya, tahun tiga ratus tiga pu­luh dua Caka. (332 Caka = 0444 Masehi).

Kemudian dua tahun berikutnya, yaitu tanggal 4 paro‑terang, bulan Srawana sampai dengan tanggal 13 paro‑gelap bulan Srawana tahun 0334 Caka (0446 Masehi) Sri Maharaja Tarumanagara membuat pekerjaan lagi, yaitu memperkokoh dan bekerja memperindah sepanjang te­pi Sungai Cupu. Lembah itu terletak di negeri Cupu, dan airnya menggalir sampai di istana ke rajaan, bahkan tepi Sungai Cupu ini (berada) di dalam ibukota Kerajaan Cupunagara. Banyak tempat pemujaan terhadap segala dewa ada di situ untuk warga masyarakat pribumi, rakyat jelata dari berbagai golongan. Kemudian, Sri Maharaja Purnawarman mengerjakan upacara. Selamatan, berupa uang bagi para pendeta Brahmana dan bersama‑sama di sana dengan diberi sapi seratus ekor, pakaian, berbagai makanan. Seluruh warga masyarakat, pria, wanita, tua, muda semua di seluruh daerah yang sudah menyempurnakan pekerjaan mereka, di beri upah dari Sri Maharaja.

Kemudian tidak jauh dari tepian lembah Gangga di wilayah Indraprahasta, juga di tepi Sungai Cupu di wilayah Cupunagara, Sri Narendra-dhipa Purnawarman membuat prasasti, yaitu tulisan pada batu sebagai pertanda bahwa pada waktu itu ada pekerjaan di sana yang telah selesai dibuat oleh Sri Narpati. Demikian pula dicatat mengenai kesaktian Purnawarman yang sangat berwibawa, Sri Narendradhipa, seperti Batara Wisnu yang bersahabat dengan segala makhluk di dunia serta di akhirat kelak. Pada prasasti itu dibubuhi tanda dengan telapak kakinya. Maksudnya agar para petani senang hatinya.

Begitu juga, pada tanggal sebelas paro‑gelap bulan Karthika sampai dengan empat belas paro ­terang bulan Margasira, tahun tiga ratus tiga puluh lima Caka (0335 Caka = 0446 Masehi) , yaitu melakukan pekerjaan berupa perbaikan dengan memperkuat sepanjang tepi pada setiap sungai, atau lembah Manukrawa namanya sekarang. Pada waktu itu Sri Maha­raja sedang menderita, sakit.

Sejahtera

Untuk kesejahteraan kehidupan rakyatnya, maka banyak sungai yang diperkokoh tepiannya, juga sehubungan dengan keperluan agama.

Berbakti

Tiap tahun semua raja bawahannya selalu datang di purasaba Sundapura untuk berbakti dan mempersembahkan upeti. Waktunya tiap bulan Caitra (Jumadilahir).

Bawahan
Ada 48 kerajaan bawahan Tarumanagara ialah :
1.Salakanagara (di Pandeglang)
2.Cupunagara (di Subang)
3.Nusa Sabey (di ?)
4.Purwanagara (di ?)
5.Ujung Kulon (di Pandeglang)
6.Gunung Kidul (di ?)
7.Purbolinggi (di Probolinggo)
8.Agrabinta (di Cianjur)
9.Sabara (di ?)
10.Bumi Sagandu (di Majalengka)
11.Paladu (di ?)
12.Kosala (di ?)
13.Legon (di Serang)
14.Indraprahasta (di Cirebon)
15.Manukrawa (di Indramayu)
16.Malabar (di Kabupaten Bandung)
17.Sindangjero (di ?)
18.Purwakerta (di Purwokerto)
19.Wanagiri (di ?)
20.Purwagaluh (di Banyumas)
21.Cangkuwang (di Garut atau Ciamis)
22.Sagara (di ?)
23.Kubang Giri (di Tegal)
24.Cupugiri atau Gunung Cupu (di Sumedang)
25.Alengka (di Kabupaten Bandung)
26.Manik Parwata atau Gunung Manik (?)
27.Salaka Gadang (di ?)
28.Pasir Batang (di Banyumas)
29.Karang Sindulang (di Kab. Bandung)
30.Bitung Giri (di Majalengka)
31.Tanjung Kalapa (di ?)
32.Pakuwan Sumurwangi (di ?)
33.Kalapa Girang (di ?)
34.Tanjung Camara (di Kuningan)
35.Sagara Pasir (di ?)
36.Rangkas (di Pandeglang)
37.Pura Dalem (di Karawang)
38.Linggadewa (di ?)
39.Wanadatar (di ?)
40.Jati Ageung (di Kuningan)
41.Setyaraja (si ?)
42.Wanajati (di ?)
43.Sundapura (di Bekasi)
44.Rajatapura (di Pandeglang)
45.Dua Kalapa (di ?)
46.Pasir Muara (di Bogor)
47.Pasir Sanggarung (di Kab. Cirebon)
48.Indihiyang (di Tasikmalaya)

Perang

di Tarumanagaraibukota kerajaan sudah dikuasai musuh yaitu, (oleh) keluarga pengkhianat ialah Prabhu SimhakaraSri Maharaja memerintah panglima, senapati dan semua bala tentara (diperintah) untuk menyerang musuh, yang sudah meluas ke ibukota Kerajaan Taruma.Maka berkatalah Sri Maharaja Purnawarman, berperanglah kamu semua! Rebutlah ibukota kerajaan kita, dan binasakan seluruh musuh kalian! janganlah ada yang bersisa, bunuh musuh itu!

Tidak lama kemudian bala tentara Prabhu Simhakara kalah di di medan perang.

Banyak yang mati dari bala tentara Prabhu Simhakara. Bala tentara yang tersisa dari yang mati hanya beberapa puluh orang, sementara pemimpin mereka kemudian semua di jatuhi hukuman mati. Sedangkan Prabhu Simhakara mati dipukul dengan senjata oleh Sri Maharaja Purnawarman.

Karena peristiwa itu, Sri Maharaja mengadakan api kurban yang sempurna, yaitu selamatan atas keunggulan perang, dengan membuat Prasasti Jayastumba, yaitu tulisan pada batu, di ibu kota Taruma. Prasasti itu dijadikan sebagai tanda peringatan kemenangan perang. Pada Prasasti Jayastumba itu ditulis tahun Caka suddha (0) karna (2) swaha (73) Magha paro ‑terang selesai tanggal empat [tanggal 4s Magha (4) 320 Caka = 26 April 0432 M]

[keterangan : Purnawarman 0317 - 0356 Caka, jadi peristiwa itu harus dalam tahun itu, tidak mungkin arti swaha = 7 harusnya 3, jadi bukan tahun 720 tapi 320 Caka]

Sejak awal Purnawarman memerintah Kerajaan Taruma sebagai maharaja hingga meninggal dunia. Kemashurannya tidak ada duanya pada waktu itu. Beliau menguasai seluruh bhumi Jawa Barat.

Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Cupunagara, Kerajaan Nusa Sabey, Kerajaan Purwanagara, Kerajaan Hujungkulon, Kerajaan Gunungkidul, Kerajaan Purwalingga, Kerajaan Agrabinta, ratu wilayah Sabara, Ratu Tirthaman-dhala, Kerajaan Bhumi Sagandhu, Rajadesa Paladu, Pinahakuwu, Kerajaan Kosala, Kerajaan Desa Legon, Kerajaan Indraprahasta, Ratu Candratudaga, (Raja Desa Jagapura), Rajadesa Jagapura, Prajadesa Surantaka Mandhala, Kerajaan Manukrawa, Kerajaan Malabar, Ratu Sindang Jero, akuwu Desa Purwakerta, Raja sewilayah Purwagalih, Ratu Wilayah Cangkuang, Ratu Wilayah Salaka Gading, Ratu Keraton Sagarakidul, Ratu Panghulu Kubanggiri, Ratu Sapugiri, Ratu Alengkha, Ratu Manik Parwatadesa, Ratu wilayah di Pasirbatang, Ratu wilayah Bibitung Giri Desa, Guru Panghulu Raja Patapan Desa, Ratu Wilayah Tanjungkalapa, penguasa di Su­murwangi, Ratu Kalapa Girang Desa, Kuwu (kepala daerah) Tanjung Cemara, Ratu Wilayah Sagara Pasir, Ratu Wilayah Rangkas Rajadesa Puradalem, Ratu Wilayah Linggadewa, Raja Wilayah Wanadatar, Ratu Jatyageung (Jatiageung), Ratu Wilayah Setyaraja, Ratu Wilayah Wanajati, Penguasa Rajatapura. Ratu Sundapura, Ratu Dwakalapa, Juru (penguasa) Pelabuan Muhara Suba, Juru Pelabuhan Muhara Candrabhaga, Ratu Wilayah Gomati Nadi (Sungai Gomati), Penguasa di Nusa Apuy (Pulau Api), penguasa pelabuhan (syahbandar) Wilayah Narikela, penguasa di Pelabuhan Manukrawa, Ratu Wilayah Pasir Muhara, Jurulabuhan Muhara Taruma, Kerajaan Purwasanggarung, dan banyak lagi daerah‑daerah dan wilayah‑wilayah yang mengabdi kepada Tarmanagara, tempat dan kerajaan sudah banyak yang berganti namanya, atau sudah tidak ada lagi. Bahkan, ada yang lebih dari sepuluh nama tempat wilayah yang tidak di tulis, karena beberapa aksara tidak tampak, termasuk nama kerajaan, rajanya, dan penguasanya.

Sahabat sejajar

Adapun sahabat yang sejajar dengan negara-negara sebrang di antaranya yaitu negara yang kemudian namanya Kamboja di negeri Yawana, Syangkayodyapura, negeri Dharmma, Langkasuka, Marulma Rajapura di negeri Kalingga Mamalla Purani, Cagpa, Simhaladwipa, Sanghyang Hujung, Nacorpaka, dan beberapa kerajaan di bumi Bharata di Benua Jambhudwipa, Ayudhya, negeri Gauda, Amarawati, Parsi, Kerajaan Cungkwo, negeri Syam., Basar , negeri Abbasid. Demikian pula, beberapa kerajaan kecil di daerah Tamilakam, Kerajaan Magadha, daerah‑daerah di sebelah selatan, dan daerah Mathura, Kerajaan Karnnataka. dan Pataliputra pantaslah.

Bakulapura.(Kalimantan)

Panadangan dengan Kerajaan Kutai atau Kutanagara di bumi Bakulapura (Kalimantan), karena Sri Maharaja Purnawarman menikah dengan Dewi Jwalita, putri dari Wirawarman, dan Wirawarman adalah adik dari Sri Maharaja Mulawarman, putra Aswawarman. Aswawarman putra Sang Kudungga, keturunan dari Wasuwamitra dari Dinasti‑Sungga. Beginilah singkatnya. Dinasti Sungga ada di Bakulapura.

Keterangan

Sri Maharaja Purnawarnan atau Sri Narendradhina Tarumanagara, lahir di ibukota Jayasinghapura di keraton kerajaan Taruma pada tanggal 8 paro bulan gelap bulan Palguna tahun 294 Caka [Ahad Manis/Wage, 08 k - 05 - 294 Caka = 23 Juni 407 Masehi].Mulai menjadi raja ialah pada tanggal 13 paro bulan terang bulan Ceitra tahun 317 Caka pada usia 23 tahun. [Senin Manis/Wage, 13 s - 06 - 317 Caka = 14 Nov. 0429 Masehi].Beliau wafat pada tanggal 5 paro bulan terang bulan Posya tahun 356 Caka, pada usia 62 tahun. [Senin Kaliwon/Pon, 05 (15) s - 03 - 0356 Caka = 12 Juni 0467 Masehi], sehari setelah penobatan putranya. Kemudian beliau disebut Sang Lumah ri Tarumanadi.

Catatan

Menurut tulisan‑tulisan prasasti yang kemudian di tulis lagi serta disalin oleh Panembahan Losari pada naskah Dwipantara parwwa. Tetapi banyak berbagai rintangan pekerjaan yang dihadapi oleh Sang Panembahan, yaitu hurufnya tidak jelas dan ada juga yang hilang serta. hancur. Dengan demikian, aku menulis mengenai pekerjaan Sri Maharaja Purnawarman tidak semua lengkap, hanya inilah yang ada dan dapat ditulis dengan sempurna, dan disalin ke dalam bahasa dan aksara Jawa kuna

Kala  0356 – 0377 Caka (0467 – 0487 Masehi) = 21 tahun.

  • Penobatan di Tarumanagara ke 4hari : Ahad Wage/Pahing, tanggal : 14 s, Posyamasa, 0356 Caka (11 Juni 0467 Masehi). 
  • Nama asal Wisnuwarman 
  • Gelar Sri Maharaja Wisnuwarman Iswara Digwijaya Tunggal Jagatpati Sang Purandarasutah. 
  • Permesuri 1 Suklawarmandewi, adik raja Bakulapura, wafat dalam usia muda tanpa anak. 
  • Permesuri 2 Suklawatidewi, putri Wiryabanyu, (Indraprahasta 3) 
  • Anak 1. Indrawarman.2. Widalawarman 
  • Istri Dewi Subhawati, putri Sumatra, tidak berputra 
  • Peristiwa 
Sang Senapati Cakrawarman ialah adik Sri Maharaja Purnawarman tidak senang hatinya karena keponakannya menjadi raja, dikarenakan ia ingin menjadi Raja Tarumanagara menggantikan kakaknya. Oleh karena itu Sang Senapati Cakrawarman melawan dengan melakukan penghianatan dan pemberontakan. Atas bantuan pasukan Prabu Wiryabanyu, dari kerajaan Indraprahasta, pemberontakan dapat ditumpas.Sejak itu sangat banyak bala tentara Indraprahasta diangkat menjadi bala tentara Tarumanagara, serta tinggal di ibukota (Tarumanagara) 

Catatan

Suklawarmandewi, adik raja Bakulapura. Tapi dari permaisuri tidak mendapat keturunan karena wafat dalam usia muda, karena sakit ulu hati. Kemudian beristri lagi dengan Suklawatidewi. Dari perkawinan ini putra sulungnya bernama Indrawarman yang kelah menjadi penguasa Tarumanagara.

Penjelasan

Penobatan terjadi sehari sebelum Purnawarman wafatAgama yang dianut ialah Siwa, Brahma, Bhuda juga berbakti kepada para leluhur.

Kala 0356 Caka (0467 Masehi).hari : Senin Kaliwon/Pontanggal : 15 s, Posyamasa 356 Caka (12/06/0467 Masehi).

Wafat

Purnawarman wafat dalam usia 62 tahun, satu hari setelah putranya dinobatkan menjadi Raja Tarumana gara yang ke 4. Ia dipusarakan di tepi Citarum, sehingga disebut “sang lumah ing Tarumanadi” (yang dipusarakan di Citarum).

Kala 0356 Caka (0467 Masehi).hari : Kamis Pahing/Kaliwontanggal : 2 s, Maghamasa, 356 Caka (29-06-0467 Masehi).
Catatan

Wisnuwarman, raja Tarumanagara ke 4, mengirim duta ke negara-negara tetangga untuk memberitahukan bahwa dia telah menjadi penguasa dan berharap memelihara persahabatan.

Kala 0357 Caka (0468 Masehi)hari : Rabu Wage/Pahingtanggal : 12 s, Yesta masa, 357 Caka (23-10-0468 Masehi).

Catatan

Sang Nagawarman (Pamannya Purnawarman), panglima angkatan laut dan duta keliling Tarumanagara, berkunjung ke Cina. Setahun kemudian ke Sanghiang Hujung, dan 5 bulan berikutnya ke Swarnabhumi.

Kala 0358 Caka (0470 Masehi)

Peristiwa

Terjadi pemberontakan di Tarumanagara.Paman Wisnuwarman, adik Purnawarman yang bernama Cakrawarman selaku panglima angkatan darat, pernah berontak hendak merebut kekuasaan. Tapi berkat dukungan Sang Wiryabanyu, raja Indrapra-hasta, pemberontakan itu dapat ditumpas. Pemberontakan itu ter-jadi dari hari Rabu Wage tanggal 14 kresnapaksa, Asuji 358 Caka sampai hari Senin Kaliwon, 11 kresnapaksa, Kartikamasa 359 Caka.Pemberontakan itu diawali pada pergantian tahun Caka dan berlangsung selama 27 hari (25-02-0470 M sampai 23-03-0470 M). Semua pemberontak yang masih hidup dihukum mati. Setelah pemberontakan dapat ditumpas, Maharaja memberikan hadiah kepada semua yang ikut berjasa dan kepada Sang Wiryabanyu, karena permaisuri telah wafat maka putrinya yang bernama Suklawatidewi dijadikan permaisuri. Dari perkawinan ini putra sulungnya bernama Indrawarman yang kelah menjadi penguasa Tarumanagara.

Kala 0377 – 0437 Caka (0487 – 0545 Masehi) : 60 tahun.
  • Penobatan di Tarumanagara ke 5 
  • Nama asal Indrawarman, lahir 360 Caka, usia 17 – 77 tahun Caka. 
  • Gelar Sri Maharaja Indrawarman Sang Paramarta Saktimaha Prabawa Lingga Triwikrama Buwanatala. 
  • Istri 
  • Anak 1 Candrawarman.2 Dewi Komalasari bersuami mentri kerajaan Kandari.3 Sang Santawarman yang menjadi brahmaresi. 
  • Catatan 
Pamannya, adik Wisnuwarman yang bernama Karabawarman mendampinginya sebagai mentri.Adik kandungnya, Widalawarman, menjadi mentri angkatan perang.

Kala 0437 – 0457 Caka (0545 – 0565 Masehi) : 20 tahun.
  • Penobatan di Tarumanagara ke 6 
  • Nama asal Candrawarman 
  • Gelar  Sri Maharaja Candrawarman Hariwangsapurusasakti Mahasuralaghawa Paramartha.Maharaja Candrawarman Sang Hariwangsa Purusa Sakti Suralaga Wagengparamarta. 
  • Anak 1 Suryawarman, putra mahkota.2 Mahisawarman, – petinggi Tarumanagara.3 Matsyawarman, – Panglima Angkatan Laut.4 Dewi Bayusaribhumi, diperistri oleh putra mahkota kerajaan Pali di Sumatra.
  • 5 Dewi Bayurasa, diperistri oleh Prabhu Samahawan dari Medang Jawa Tengah. 
Peristiwa

Candrawarman telah merubah politik dalam negrinya dengan mengangkat derajat keturunan yang berhak atas daerahnya masing-masing atas dasar kesetiaan kepada Tarumanagara, dijadikan penguasa daerahnya lagi. Kebijaksanaan ini telah menjadikan Taruma nagara sangat stabil. Penyalahgunaan kekuasaan dapat diatasi.

Catatan

Bersahabat, terutama kerajaan-kerajaan di tanah India dan negeri Cungkwo, Selain itu ialah, Kamboja di Yawana, Syangka, Ayodhyapura, Dharmanagari, Langkasuka, Marutmana, Rajapura di Kalingga, negeri Sopala, negeri Singha, Mallapuranu, Campa, Pulau Simhala, Sanghyanghujung, Nasorpaka, Ayudhya, negeri Gauda, Amarawati, Parsi, Sam, Basyra, negeri Abasid, dan kerajaan kecil di daerah Tamilakan, Magadha daerah Daksahinapatra dan daerah Mathura. Kerajaan Karunatakaka, Pataliputra, dan kerajaan-kerajaan di Bumi Dwipantara.

Wafat  Ia wafat Sabtu Wage/Pah, 9k-05-0457 C (15 Agustus 0565 M)

Kala 0457 – 0483 Caka (0565 – 0590 Masehi) : 26 tahun.
  • Penobatan di Tarumanagara ke 7 
  • Nama asal Suryawarman 
  • Gelar Sri Maharaja Suryawarman Sang Mahapurusa Bhimaparakrama Hariwangsadigwijaya Buwantala. 
  • Istri 
  • Anak 1 Kretawarman.2 Sudawarman, beristri putri raja Palawa3 Tirta Kancana, diperistri oleh Maharesi Manikmaya, raja Kendan. 
  • Catatan 
Dia mengirim duta keliling :Ke bagian barat oleh Sang Santawarman, pamannya.Ke bagian timur oleh Sang Mahisawarman. Ke bagian timur dari Sanghyiang Hujung.Semasa Suryawarman, daerah-daerah pedalaman mulai berkembang dan kerajaan Tarumanagara mencapai puncaknya.

Pada waktu Kerajaan Tarumanagara berkuasa di Jawa sebelah barat, negara ini banyak mengikat persahabatan dengan negara-negara seberang; di antaranya kerajaan-kerajaan di Bhumi Bharata, nagara Gauda, negeri Syangka, negeri Marutma, negeri Singha, negeri Campa, negeri Kamboja, dengan negara Cungkwo, negara Pulau Simhala; negara- negara di Bhumi Sopala, negeri Parsi, negeri Abasid, Sanghyanghujung, negeri Langkasuka, serta beberapa negara lainnya lagi. Di antara mereka, masing-masing menyuruh dutanya bersama pelayannya tinggal di negara sahabatnya. Begitu juga dengan kerajaan-kerajaan di kepulauan di Bhumi Dwipantara.

Kala 0483 – 0550 Caka (0590 – 0655 Masehi) : 67 tahun.
  • Penobatan di Tarumanagara ke 8 
  • Nama asal Kertawarman 
  • Gelar Sri Maharaja Kretawarman Mahapurusa Hariwangsa Digwijaya Salaka Bumandala. 
  • Permesuri putri dari keluarga Salankayana di bumi Bharata. 
  • Anak tak berputra, karena Sang Raja ini mandul. 
  • Istri ke 2 Pwahaci Satyawati, anak rakyat biasa, tapi cantik. Ia mengaku hamil, lalu mengangkat anak, diberinama Bajragiri 
  • Anak Bajragiri, anak angkat, diberi pangkat panglima. 
  • Saudara/adik 1 Sudawarman, kelak menggantikan Kertawarman.2 Dewi Tirthakancana, bersuami Maharsiguru Manikmaya, raja Kendan ke 1. 
  • Peristiwa 
Kejadiannya ialah ketika Prabu sedang berburu. ia bertemu dengan gadis cantik anak pencari kayu bakar di tepi sungai Candrabhaga. Ayah sigadis bernama Ki Parangdami dan ibunya bernama pwahaci Sembada, tergolong dalam kasta Sudra. Gadis desa itu pwahaci Satyawati namanya. Dia mengangkat anak yang diberi nama Bajragiri. Bajragiri selalu dihina oleh saudara Raja dan tak dianggap ada tali persaudaraan serta dijauhi.

Kala 0550 – 0561 Caka (0655 – 0666 Masehi) : 11 tahun.
  • Penobatan di Tarumanagara ke 9 
  • Nama asal Sudawarman, Rajaresi Suddhawarman 
  • Gelar Brahmanaraja Sudhawarman Mahapurusa Sang Paramartha Rsi HariwangsaSri Maharaja Sudawarman Mahapurusa sang Paramarta resi Hariwangsa. 
  • Permesuri Déwi Sri Maya, putri Mahendrawarman, raja wangsa Palawa di negri Barata, India 
  • Anak Dewimurti, lahir dan dibesarkan di India, bersuami raja Cupunagara ialah Sang Nagajaya. 
  • Istri 2 Dewi Srimaya, dari pedukuhan Kendan 
  • Anak Dewi Mayangwangi, bersuami Resi Mandra, dari Jawa Timur, tinggal di Kendan 
  • Peristiwa 
Sudawarman menggantikan kakaknya, karena putranya yang bernama Bajragiri dianggap tidak berhak jadi raja, karena ibunya seorang dari golongan sudra dari warna keempat menurut Sangyang Agama.

Catatan

Adik Sudawarman, bernama Dewi Tirthakancana, bersuami Maharsiguru Manikmaya, dari Kendan dan Dewimurti sangat benci kepada Bajragiri.

0 comments: